MINDSET
Mengubah Pola Berpikir untuk
Perubahan Besar dalam Hidup Anda
Oleh Carol S. Dweck, PH. D
Mindset : Mengubah Pola Berpikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda adalah bacaan mengenai bagaimana memaksimalkan potensi pikiran dan cara menggunakannya. Dengan melakukan sejumlah penelitian dan menjabarkan pengalaman banyak orang, baik itu kisah tokoh-tokoh ternama, pelajar dan umum lainnya, Carol S. Dweck pun mengklasifikasikan nya menjadi dua, yakni:
1.
Fixed Mindset (Minset Tetap)
Percaya bahwa kualitas seseorang sudah ditetapkan
2.
Growth Mindset (Mindset Tumbuh)
Percaya bahwa kualitas dasar diri dapat diolah melalui upaya-upaya
tertentu
Ciri-ciri Fixed Mindset (Mindset Tetap)
- Percaya jika kualitas seseorang sudah ditetapkan sejak lahir
- Sering membuktikan diri
- Tipikal orang yang mudah menyerah
- Paling penting adalah hasilnya
- Percaya pada nilai IQ, yang menganggap
bahwa itu mengungkap karakter/potensi seseorang
- Tidak percaya dengan usaha. Usaha manusia tidak berpengaruh dalam mengubahnya. Karena menganggap usaha hanya dibutuhkan untuk orang-orang yang memiliki banyak kekurangan.
- Mudah melabeli dirinya misal tidak
kompeten atau tidak berharga atau ‘aku kikuk’, ‘aku gagal’
- Setelah memberi label, menjadikannya
sebuah identitas diri, misal ‘saya adalah orang gagal’ ‘saya adalah pecundang’
- Tingkat depresi tinggi. Ketika depresi, mereka membiarkan segalanya berlalu. Terlalu memikirkan persoalan-persoalan & kemunduran mereka. Sedikit bertindak untuk menyelesaikannya.
- Percaya skill dan talenta dapat
dikembangkan lewat latihan dan kerja keras
- Tidak suka menonjolkan diri
- Tipikal orang yang tidak mudah
menyerah
- Menggali potensi, menghadapi
berbagai tantangan & berkembang.
- Menghargai apa yang mereka lakukan tanpa
memedulikan hasilnya. Menghargai proses.
- Stereotype tidak mengganggu kinerja mereka.Mereka dapat keluar dari stereotype tersebut. Dan jika tertinggal, maka akan bekerja lebih keras dan mengejar ketinggalan.
- Ketika depresi, mereka bertindak untuk menyelesaikan persoalan-persoalan. Itu memotivasi mereka untuk berusaha & berani menghadapi persoalan.
Apakah mindset merupakan bagian permanen dari karakter kita atau apakah
kita dapat mengubahnya?
Mindset merupakan bagian penting
dari kepribadian kita, dan dengan mengetahui kedua mindset tersebut, kita dapat
mulai berpikir dan bereaksi dengan cara baru.
Berikut kisah satu tokoh yang diangkat penulis kedalam buku ini.
Pada, 1995, Christopher Reeve, aktor permanen Superman, terlempar dari atas kudanya. Lehernya patah, sumsum tulang belakannya terpisah dari otaknya. Dia lumpuh total dari leher bawah. Ilmu kedokteran mengatakan, “Maaf. Anda harus mengerti keadaan Anda”.
Akan tetapi, Reeve memulai progam pelatihan berat yang menggerakkan seluruh bagian tubuhnya yang lumpuh dengan bantuan stimulasi elektrik.
Para dokter mengingatkan bahwa dia tidak akan berhasil dan hanya akan menuai kecewa.
Tetapi, lima tahun kemudian, Reeve mulai bisa bergerak kembali. Pertama tanganya, lalu lengannya, kemudian kakinya, lalu tubunya. Masih jauh dari pulih tetapi pemindaian otak menunjukkan bahwa otaknya dapat mengirim kembali sinyal yang kemudian direspon oleh tubuhnya.
Reeve tidak hanya telah mengembangkan kemamapuannya, tetapi juga telah mengubah cara pandang sains terhadap sistem saraf dan potensinya untuk pulih.
Mindset tumbuh
benar-benar memungkinkan orang untuk mencintai apa yang mereka lakukan – dan
tetap akan mencintainya meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Banyak orang
bermindset tumbuh tidak bercita-cita sampai ke puncak. Mereka sampai ke puncak
sebagai akibat dari melakukan apa yang mereka cintai.
Puncak
adalah sesuatu yang sangat didambakan oleh orang-orang bermindset tetap, tetapi puncak itu justru dicapai oleh banyak
orang yang memiliki mindset tumbuh sebagai efek samping dari antusiasme mereka
terhadap hal yang mereka kerjakan.
Orang-orang bermindset tetap cenderung mementingkan apa yang didapat dari masa lalunya, yaitu prestasi sekolahnya yang tampak pada izajah dan gelar sekolah, dan sekali didapat itu akan berlaku selamanya. Sebaliknya, yang bermindset tumbuh berani menghadapi tantangan baru. Mereka percaya bahwa kecerdasan bisa berubah. Jadi bisa dilatih. Dan peran orang tua dan guru sangat menentukan.
Mindset memainkan peran yang sangat
penting dalam banyak hal. Dalam lingkungan seperti keluarga, sekolah, pekerjaan
di berbagai kondisi.
- Hubungan (Pasangan, Persahabatan)
Mindset tetap saat menerima
penolakan segera memberi label permanen. Misal, tidak layak dicintai, mengumpat.
Menyalahkan kualitas sendiri/pasangan/orang lain. Lantaran mindset tetap tidak memberi mereka resep untuk menyembuhkan luka
tersebut, satu-satunya hal yang mereka harapkan adalah melukai orang
yang telah menimbulkan luka pada mereka. Memendam
perasaan dendam (balas dendam).
Mindset tumbuh mampu memaafkan
kemudian memilih melupakan nya dan melanjutkan hidup. Mereka juga dapat
menyaksikan ketidaksempurnaan pasangan dan bersedia mundur sedikit dan tidak
menyalahkan siapapun.
- Keluarga
Mindset juga berperan penting dalam
kaitannya bagaimana mendidik anak. Di dalam keluarga, ajaran dari orang dapat
diteruskan anak ke dalam hidupnya. Bagaimana orang tua tidak hanya
mengungkapakan kebenaran tetapi mengajari sesuatu.
Ø Ketika para orang tua memberi anak-anak
mereka hal ideal menurut mindset tetap, mereka meminta anak-anak menyamai
prestasi anak cerdas dan berbakat. Kalau tidak, tentu akan dianggap tidak
berguna. Tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan, individualitas anak –minat,
kebiasaan, hasrat dan nilai mereka.
Ø Ketika para orang tua membantu
anak-anak membangun hal ideal berdasarkan pikiran berkembang, mereka memberi
anak-anak sesuatu yang dapat mereka perjuangkan. Mereka memberi ruang untuk berkembang dan tumbuh.
- Sekolah
Ini berkaitan dengan pendidikan yang
terjadi di sekolah. Guru memperlakukan murid juga dengan mindset. Bagaimana
penulis juga memaparkan sikap tidak adil guru kepada murid yang unggul dan
tidak. Lalu bagiamana tindakan/respon guru dan sekolah perihal adanya tindakan
perudungan.
Penulis menemukan bahwa anak dengan mindset tetap ketika menjadi
korban bereaksi terhadap penganiayaan maka mereka berpikir dirinya sebagai objek masalah. Berpikir “aku bukan siapa-siapa dan tidak ada
seseorang pun yang menyukaiku” atau “aku
bodo” dll. Sedang anak-anak dengan
mindset tumbuh berpikir pelaku lah
sebagai objek masalah “saya pikir,
alasan dia menggangu saya adalah dia mengalami banyak persoalan dirumah atau
disekolah dengan nilai-nilainya” atau “mereka
ingin mendapatkan kehidupan tertentu”
Dan bagaimana guru memilih untuk memuji murid yang berproses menyesuikan
dirinya dengan lingkungan dengan tidak
memuji pribadinya melainkan usaha
yang dilakukan. “saya perhatikan kamu
sudah berhenti berkelahi” ini mengungkapkan ke murid tersebut bahwa dia
(anak tersebut) telah bekerja keras.
- Pekerjaan
Mindset tetap adan mindset tumbuh juga muncul di dunia pekerjaan. Misal mindset
yang dimiliki oleh seorang pemimpin (CEO). Penulis menemukan adanya penyakit
CEO. Ini termasuk pada mindset tertutup.
Penyakit CEO
Ø Menciptakan tempat yang setiap saat
dapat melayani mereka terhadap pengakuan.
Ø
Menggunakan
kecerdasan/kekuatan otak bukan untuk belajar melainkan untuk mengintimidasi.
Menganggap dirinya lebih cerdas daripada orang lain. Dan bila tidak sepakat
berasrti tidak cukup cerdas untuk memahaminya.
Tetapi pada seseorang yang memiliki
mindset tumbuh, akan sebaliknya.
Ø Menciptakan organisasi yang
menghargai perkembangan kemampuan
Ø Mendengarkan, menghargai &
membina
Ø Lebih menghargai kerja sama dari
pada kejeniusan pribadi
Kelompok dengan mindset tetap dan
kelompok dengan mindset tumbuh memulainya dengan kemampuan yang sama. Namun
seiring dengan berjalannya waktu, kelompok dengan mindset tumbuh jelas
menunjukkan kinerja yang lebih baik dari pada kelompok dengan mindset tetap.
Bisa jadi perubahan itu sulit,
tetapi belum ada orang yang mengatakan itu tidak berguna. Sebagaimana dapat
dibayangkan, memang tidak mudah meninggalkan begitu saja sesuatu yang sudah
terasa sperti ‘diri’ sendiri selama bertahu-tahun. Tetapi, membuka diri untuk
berkembang akan membuat seseorang lebih mendekati jati dirinya, bukan menjauh.
Thank you for reading guys a.k.a temans